Friday, April 6, 2012

BIMBINGAN KONSELING

STUDI KASUS

Rini Anak Hiperaktif

                Rini anak perempuan berusia 6 tahun pasangan Eko dan Wani, merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Adiknya yang juga perempuan 2 tahun lebih muda darinya. Saat ini Rini sudah duduk di kelas 1 SD.  Orang tua Rini berprofesi sebagai pedagang pakaian di pasar Tanah Abang. Di sana mereka memiliki 3 kios yang dikelola oleh mereka sendiri. Setiap hari dari Senin – Minggu mereka menghabiskan waktu dari pagi hingga sore di pasar. Bahkan Rini dan adiknya sering dibawa ke pasar setelah pulang sekolah, bermain dan tidur siang di kios. Terkadang Rini juga harus mengerjakan PR nya di kios orang tuanya. Kalau pun Rini dan adiknya harus berada di rumah saat orang tuanya di pasar, mereka hanya ditemani oleh pembantu.
            Rini termasuk anak yang aktif, senang bernyanyi, berlari, dan sulit untuk diajak duduk diam lebih dari 10 menit. Orang tua Rini mengeluh sulit untuk mengajak Rini belajar atau mengerjakan Prnya. Rini lebih senang menonton TV atau bermain ketimbang belajar dan mengerjakan PR. Hal ini membuat prestasi belajar Rini tidak bagus. Bahkan guru di kelas pernah melaporkan bahwa sulit sekali untuk mendiamkan Rini untuk sejenak. Seringkali saat guru mengajar, Rini juga mengobrol dengan temannya. Untuk mengatasinya akhirnya guru memindahkan Rini untuk duduk di bangku paling depan.
            Melihat kondisi anaknya yang seperti ini, Bapak Eko memutuskan untuk menjaga Rini saat siang hari. Sepulang sekolah, Rini dan adiknya langsung dibawa ke rumah, makan siang bersama, kemudian mengerjakan PR dan belajar bersama ayah. Ketika Rini dan adiknya tidur siang, barulah Bapak Eko pergi ke pasar untuk menutup kiosnya bersama Bu Wani. Namun terkadang, Bapak Eko tidak pergi ke pasar karena waktunya sudah tersita banyak mengurus Rini dan adiknya. Prestasi belajar Rini sempat membaik karena perlakuan Bapak Eko ini. Namun kondisi ini tidak berlangsung lama, karena kebutuhan keuangan keluarga Bapak Eko tidak lagi bisa menunggui Rini belajar di rumah.  Bersamaan dengan itu, prestasi belajar Rini pun kembali menurun.

ANALISA KASUS
  1. Observasi Dalam Usaha Mengenal Anak
a.      Perilaku Anak
-          Penampilan Fisik
Dalam kasus tersebut Rini tidak memiliki cacad tubuh, semua anggota tubuh lengkap seperti halnya anak lain yang normal. Tidak ada  penyimpangan atau hal – hal yang membedakan dirinya dengan teman – temannya.
-          Motorik
Dalam kasus tersebut Rini tergolong anak yang banyak bergerak (sulit untuk diajak duduk diam lebih dari 10 menit) perilaku ini yang paling menonjol diantara perilaku lainnya.
-          Emosionalitas
Dalam kasus ini Rini tergolong sebagai anak yang terbuka terhadap teman – temannya, dapat dilihat dia suka mengobrol dengan teman – temannya.
-          Mental
Keadaan mental Rini sehat, seperti halnya anak – anak normal lainnya.
-          Cara Bicara
Tidak ada kelainan bagaimana dia berbicara dan berkomunikasi, dia dapat berbicara dengan lancar dapat dilihat dari kegemarannya menyanyi dan ngobrol.
b.      Sikap Orang Tua
Dalam kasus ini, orang tua Rini pada awalnya tidak peduli dengan kondisi Rini yang prestasi belajarnya menurun, mereka lebih mementingkan menunggu kiosnya di pasar, sehingga membiarkan Rini dan adiknya bermain bebas di pasar, segala aktivitas Rini tidak mendapat perhatian dari orang tuanya, sehingga dia di sekolah menjadi tidak bisa diam, karena berusaha mencari perhatian dari teman dan gurunya.
 c.       Relasi dengan Pengasuh
Di rumah orang tua Rini terdapat pembantu, Rini dan adiknya jika tidak ikut ke pasar hanya tinggal, pembantunya tidak mendidik dan mengarahkan Rini jika ia melakukan sesuatu dan membiarkan Rini melakukan apa saja yang diinginkannya.
d.      Kegiatan dalam Kelompok
Rini, merupakan anak yang aktif, dia mudah bergaul dan mempunyai banyak teman, ini terlihat dia suka mengobrol dengan temannya bahkan dikelas dia sering mengobrol saat pelajaran.

  1. Bimbingan
a.      Bimbingan Keluarga
      Bimbingan keluarga sangatlah penting dalam perkembangan anak,  terutama perhatian orang tua. Seperti pada kasus Rini yang tidak mendapat perhatian dari orang tua, menyebabkan Rini menjadi anak yang terlalu aktif dan memiliki prestasi belajar yang buruk, orang tuanya terlalu sibuk mengurus kiosnya yang ada di pasar, bahkan Rini pun setiap pulang sekolah langsung kepasar, kalupun harus tinggal di rumah dia hanya dengan pembantunya. Sebaiknya orang tua Rini memberi perhatian pada kegiatan belajar Rini, sehingga belajar Rini tidak terbengkalai, serta memberi perhatian sehinga dapat memantau tinkah laku Rini. Namun dia juga harus membagi waktu dengan baik sehingga pekerjaan ayah ibu dan belajar Rini dapat seimbang tidak ada yang terbengkalai.
b.      Bimbingan Belajar
      Bimbingan belajar penting guna memacu prestasi anak sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal dari kegiatan belajarnya tersebut. Seringkali orang tua sibuk dengan pekerjaannya dan tidak menghiraukan  prestasi anaknya, ada juga guru yang tidak peduli dengan anak didiknya. Sebaiknya orang tua meskipun sibuk dengan pekerjaanya selalu menyempatkan diri untuk menemani dan memantau perkembangan anaknya dalam belajar,, begitu pula gurunya memantau sejauh mana anak itu berkembang, dan peka terhadap kesulitan atau hambatan yang di hadapi anak sehingga anak dapat belajar dengan tenang dan menyenangkan sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.

  1. Terapi
a.      Terapi Re-Edukatif
Sebaiknya Rini dibiasakan untuk selalu langsung pulang ke rumah sehabis sekolah dan belajar di rumah, tidak pernah main dipasar lagi. Hal ini harus dilakukan karena di pasar Rini tidak belajar dengan baik dan hanya bermain – main saja.
b.      Terapi Sugesti
Rini mendapat dorongan dari ayahnya yang meyakinkan dirinya bahwa dia dapat memperoleh prestasi yang baik jika rajin belajar. Dia juga mendapat perhatian ekstra dari ayahnya, ayahnya selalu menemaninya saat dia belajar sehingga dia lebih bersemangat.
c.       Terapi Penyaluran
Rini menyalurkan perilaku hiperaktifnya dengan bernyanyi dan berlari.

No comments:

Post a Comment