Sunday, September 30, 2012

Pengalaman menarik seputar penilaian pembelajaran


EVALUASI PEMBELAJARAN 2
(Pengalaman menarik seputar penilaian pembelajaran)

Pengalaman menarik yang berkaitan dengan penilaian pembelajaran saya alami ketika duduk di bangku SMA kelas 11. Saya mengambil jurusan IPA. Pada kurikulum pembelajaran jurusan IPA terdapat mata pelajaran IPS Sejarah. Alokasi waktu untuk mata pelajaran IPS Sejarah hanya 1jp per minggu (1jp setara dengan 45menit). Materi pembelajaran IPS Sejarah untuk jurusan IPA juga tidak terlalu kompleks. Waktu itu, guru IPS Sejarah mengadakan ujian lisan dadakan untuk kelas saya. Setiap siswa akan mendapatkan 10 pertanyaan dan pertanyaan antar siswa berbeda. Sesuai dengan urutan presensi, saya mendapat giliran di akhir. 10 pertanyaan yang diberikan kepada siswa merupakan pertanyaan hafalan. Pada dasarnya saya menyadari bahwa kemampuan menghafal saya kurang baik. Pada ujian lisan tersebut saya menjawab 6 pertanyaan dengan benar dari 10 pertanyaan yang diberikan. Hal menarik yang masih saya ingat sampai sekarang adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam ujian lisan kebanyakan tidak ada di muatan materi IPS Sejarah untuk jurusan IPA. Lalu bagaimana siswa bisa menjawab? Ketika ujian lisan berlangsung, banyak siswa berkerumun di belakang guru IPS Sejarah. Mereka berusaha membantu siswa lain yang sedang diberi pertanyaan oleh guru. Begitu juga ketika giliran saya diberi ujian lisan, teman-teman membantu saya menjawab pertanyaan.
Hal-hal yang sudah sesuai dengan prinsip penilaian :
  • Penilaian yang direncanakan. Ujian lisan yang dilaksanakan mungkin sudah direncakan oleh guru meskipun rencana tersebut tidak diketahui oleh siswa.
  • Evaluasi sebagai proses pembelajaran di kelas
  • Membantu siswa berefleksi tentang apa yang sudah baik dan apa yang harus diperbaiki. Pada akhirnya saya menarik kesimpulan bahwa saya harus memperluas pengetahuan saya tentang IPS Sejarah.
Hal-hal yang belum sesuai dengan prinsip penilaian :
  • Tidak fokus pada proses siswa belajar
  • Tidak sesuai dengan tujuan dan indikator kompetensi yang akan dicapai
  • Evaluasi yang dilakukan belum menunjukkan keberhasilan guru dalam mengajar
  • Tidak bersifat membangun dan membangkitkan motivasi, tetapi menjatuhkan

Pengalaman lain yang cukup menarik juga saya alami saat pelajaran IPS Sejarah berlangsung. Guru memberi tugas untuk menggambar peta Indonesia di buku tulis. Kebetulan saya mempunyai kemampuan menggambar yang tidak buruk sehingga saya bisa menyelesaikan tugas dalam waktu yang cepat sekitar 15 menit. Teman sebangku saya juga menyelesaikannya dengan cepat sedangkan siswa yang lainnya masih sibuk menggambar. Waktu itu saya duduk di bangku paling belakang di pojokan kelas. Agar tidak mengganggu siswa yang lainnya, saya dan teman saya membaca buku. Beberapa menit kemudian bu guru berkeliling memerika tugas siswa. Saya dan teman saya tidak menyadari kalau bu guru sedang berkeliling. Tiba-tiba telinga saya dan telinga teman saya dijewer oleh bu guru (sakit sekali rasanya). Tanpa bertanya bu guru pun memarahi kami dengan alasan tidak mengerjakan tugas yang diberikan. Dengan ketakutan saya dan teman saya menunjukkan tugas yang sudah selesai. Setelah melihat bahwa kami sudah menyelesaikan tugas, bu guru pun kembali ke tempat duduknya tanpa mengatakan apa-apa.
Hal-hal yang sudah sesuai dengan prinsip penilaian :
  • Penilaian yang sudah direncanakan.
  • Evaluasi sebagai proses pembelajaran di kelas. Tugas yang dikerjakan siswa merupakan bahan untuk evaluasi.
  • Fokus pada proses siswa belajar
  • Sesuai dengan tujuan dan indikator kompetensi yang akan dicapai
  • Menunjukkan keberhasilan guru dalam mengajar
Hal-hal yang belum sesuai dengan prinsip penilaian :
  • Tidak bersifat membangun dan membangkitkan motivasi, tetapi membuat saya menjadi takut selesai mengerjakan lebih cepat.
  • Tidak membantu siswa berefleksi tentang apa yang sudah baik dan apa yang harus diperbaiki.



Monday, September 3, 2012

4th Tour to Gunungkidul


PANTAI NGOBARAN
26 Agustus 2012 – Yeahh.. Hari ini aku dan keenam temanku akan menghabiskan waktu di Pantai Ngobaran, Gunungkidul. Lokasinya tidak begitu jauh dari Kota Yogyakarta, hanya membutuhkan keahlian mengendarai sepeda motor karena lebar jalan yang lumayan sempit --___--

Lembahnya bergelombang
Setelah 90 menit perjalanan, akhirnya sampai juga di Pantai Ngobaran. Pantai Ngobaran ini terletak di antara Pantai Ngrenehan dan Pantai Nguyahan. Tapi kami hanya akan menikmati “piknik” di Ngobaran saja karena kami sampai di lokasi sudah jam 3 sore, huuhhh..
     
Pantai Ngobaran dari atas bukit
Ini bukan pertama kalinya bagiku, banyak yang sudah berubah di Pantai Ngobaran. Dulu belum ada jalan untuk turun menuju pantai, tapi sekarang sudah ada tangganya :))
         
Belum sampai menikmati indahnya pantai dari bawah tebing, kami malah mendapatkan beberapa lemparan batu sekepal tangan orang dewasa (T__T) dari puncak tebing.

Ini tebingnya (mungkin yang di puncak tebing g tau kl di bawah ada banyak orang)

Begini jadinya.. harus ada temen yang ngawasin kl mau ambil gambar
Akhirnya, kami pun berjalan menuju tengah utk menghindari bebatuan yang dilemparkan. Ini ada om Fendi lagi atraksi. Ada aku juga :))
       

Sedang asyik-asyiknya maen air, eh malah ada gelombang besar. Semua orang yang ada di bawah pun lari terbirit-birit menuju bukit, termasuk kami :D. Waktu itu aku kebagian lari bawa tripod, hahaha…
Kembali di atas bukit
         
     

Mulai merasa lapar, eh ada tukang siomay, lemayannnn… Ini om Endru lagi beli “pentol” (nama pengganti siomay menurut penduduk sekitar)

Waktu pun sudah menunjukkan pukul 17.15 dan kami harus segera turun gunung. Saat melewati Hargodumilah (nama aslinya Bukit Bintang)

Perjalanan yang menyenangkan, walaupun sebenarnya takut diajak ngebut (T__T)
Episode selanjutnya >> belum tau eh… :D