Sunday, January 1, 2012

Essay (Perspektif Global)


Seberapa berhasilkah program BLT mengentaskan kemiskinan pada masa pemerintahan SBY – JK?
Kemiskinan merupakan suatu masalah yang cukup vital di negeri ini. Banyak anak yang kurang gizi dan tidak bisa melanjutkan sekolah disebabkan oleh masalah ekonomi, yaitu tidak adanya biaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, miskin adalah tidak berharta benda; serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Sedangkan kemiskinan adalah  hal miskin; keadaan miskin; kemelaratan; kepapaan.
            Sebenarnya pemerintah sudah cukup berusaha dalam upaya pengentasan kemiskinan yang terjadi di negeri ini, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan diberikannya bantuan langsung tunai atau BLT, senilai Rp. 300.000,00 setiap triwulan. Namun apakah pemberian BLT tersebut mampu menyelesaikan masalah kemiskinan di Indonesia?
Praktek dilapangan menunjukkan bahwa masih saja terjadi praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang mengakibatkan pemberian BLT tidak tepat sasaran. Ini memang bukan kesalahan SBY-JK sebagai Presidaen dan Wakil Presiden, hanya beberapa oknum saja yang melakukan hal demikian. Sehingga tidak jarang juga terjadi gesekan antara orang yang seharusnya menerima BLT dengan orang yang tidak seharusnya menerima BLT. Hal ini hanya akan menimbulkan masalah baru, yaitu kecemburuan sosial yang biasanya berakhir pada kontak fisik atau bentrokan antar warga. Selain praktek KKN, ternyata ada juga warga yang tewas saat mengantri pembagian BLT. Sungguh ironis memang, tapi inilah kenyataan.
Menurut saya, kebijakan BLT yang telah diambil oleh SBY-JK ini memang baik, jika dilaksanakan tepat sasaran, sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Namun kesan terhadap BLT ini juga seperti menyuapi masyarakat dengan ikan yang sudah siap untuk mereka santap, sedangkan pemerintah tidak mengajari mereka bagaimana cara mendapatkan atau mencari ikan, sehingga lama-kelamaan akan membentuk kebiasaan baru dalam masyarakat, yaitu kebiasaan menunggu untuk diberi makan.
            Ada baiknya jika dana yang dialokasikan untuk BLT sebagian disalurkan untuk orang-orang lansia, yang memang sudah tidak produktif untuk bekerja, sedangkan sebagian dana yang lain digunakan untuk membangun lapangan kerja baru, sehingga bagi masyarakat yang kurang mampu namun masih dalam usia produktif, dapat lebih memberdayakan dirinya dengan bekerja, tidak hanya menunggu untuk disuapi. Kesimpulannya, program BLT pada masa SBY – JK belum cukup berhasil untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

REFERENSI :
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ismanto, Hendriyo Widi. 2008. BLT Jangan Salah Sasaran Lagi.
          Diakses tanggal 17 Juni 2011, dari
Margianto, Heru. 2008. Rp 300 Ribu untuk Mengganjal Perut.
          Diakses tanggal 17 Juni 2011, dari
2009. Tewas Saat Antre BLT.
          Diakses tanggal 18 Juni 2011, dari
Wahyu, Daniel. 2008. BLT Salah Sasaran 4,5-4,3%.
          Diakses tanggal 19 Juni 2011, dari

No comments:

Post a Comment